Sabtu, September 12, 2009

SERI PANJISAKA- GEGER DI PUNCAK MERAPI (2.2)

“ Ki damir ini adalah teman saya bermain dulu waktu kecil… ya disini.. dipadukuhan pakeman ini.. mungkin para sesepuh padukuhan masih ingat dengan beliau… rumah beliau dulu di pojok desa.. karena ditinggal oleh kedua orangtuanya.. lalu ki damir mengabdikan diri ke kademangan ngambat.. sampai sekarang ..” mendengar penjelasan ki lurah , terlihat para sesepuh yang duduk dideretan depan saling menggut-manggut tanda mereka lamat-lamat ingat terhadap orang yang disebut ki Damir itu.
“ Namun sayang.. “ lanjut ki Lurah.. “ sepekan yang lalu menurut Warta yang dibawa Ki damir ini, bahwa kademangan Ngambat telah diserang oleh orang-orang Bintoro…” semua orang menjadi tegang mendengar kabar itu.. suasana jadi sepi.. seolah-olah semua orang menahan nafasnya.. tiba-tiba dari kerumunan orang dibelakang terdengar suara batuk-batuk kecil, lalu muncul seorang kakek tua yang mengenakan surjan lurik lusuh…
“ Ki Lurah… Mungkin padukuhan kita ini pun akan mengalami hal yang sama…. “ ujar kakek tua itu sambil berjalan menuju kearah ki Lurah duduk. Ki lurah dan semua sesepuh padukuhan berdiri menjura hormat pada kakek tersebut, lalu ki Lurah menjura dengan begitu hornat..
“ Selamt Datang Ki Demung Ganjer… Maaf kalau kami tidak menyambut kedatangan aki..”
orang yang disebut ki Demung ganjer itu mengangkat tangan dan meneruskan kata-katanya..
“ lebih baik sekarang kita semua bersiap-siap, menyambut kedatangan mereka.. usahakan untuk tidak terjadi pertempuran… karena hal semacam itu akan merugikan semua pihak… “
“ Betul apa yang dikatakan Ki Demung…, harap semua kadang kembali kerumah masing –masing, dan ki Jagabaya mohon untuk segera memperketat penjagaan “ kata ki lurah pada semua orang yang berada di pendopo. Mendengar perintah Ki Lurah , semua orang membubarkan diri, Ki Jagabaya pun beranjak dari duduknya bersiap untuk mengatur semua penjagaan di padukuhannya. Namun sebelum keluar dari pendopo Ki Jagabaya menjura pada Ki Demung ganjer.. “ Bagaimana Keadaanmu Kakang.. “ Ki jagabaya menyebut Ki Demung sebagai kakang walau usianya terpaut sangat jauh karena mereka adalah cantrik-cantrik Ki Ageng Pameling Jati.
“ aku Baik-baik saja adi Agung Garling… jaga dirimu baik-baik, firasatku sangat tidak enak dengan semua ini..”
“ baik kakang , mohon doa restunya” di jawab dengan anggukan oleh Ki Demung, kemudian bergegas Ki Jagabaya keluar dari pendopo.
Ki Lurah, Ki damir dan juga Ki demung tetap di pendopo, setelah ki Lurah memperkenalkan Ki Damir pada Ki Demung,dan juga menceritakan keadaan di ngambat. Ki demung Ganjer pun menceritakan pengalamannya setelah beberapa hari ini meninggalkan padepokan, apa yang dijumpainya di perjalanan mencari junjungannya Ki Ageng Pameling Jati. Memang tujuan Ki Demung meninggalkan Padepokan adalah mencari Junjungannya karena sudah berpuluh-puluh tahun dia ikut Ki ageng Pameling Jati walau hanya sebagai cantrik, baru kali ini ada kejadian seperti ini, junjungan nya pergi tanpa pesan apapun kepadanya, sehingga membuatnya bingung. Namun di tengah perjalanannya mencari Junjungannya itu dia mendapat pesan dari Ki Ageng pada sebatang Lontar, yang memintanya untuk tidak usah mencari Ki Ageng Pameling Jati , Ki demung diminta Untuk Kembali ke Padepokan dan menyelamatkan Padukuhan dan menyelamatkan Lelananging jagat yang akan datang ke padukuhan pakeman, serta mengabdi pada salah satu Murid Kiageng Pameling yaitu Ki Ageng Panyuluhan di Padepokan Sasmita Jati. Oleh karena itu Ki demung bergegas pulang ke padukuhan Pakeman, dalam perjalanan itulah dia melihat pergerakan orang –orang bintoro menuju ke Padukuhan Pakeman.
Lama mereka bercakap-cakap ..tanpa terasa matahari telah tergelincir kebarat. Kemudian atas permintaan ki Lurah, mereka beranjak meninggalkan Pendopo Padukuhan menuju ke rumah Ki lurah.

Tidak ada komentar: